Kamis, 17 November 2011

Tiga Lembar Kertas

Ada awal pasti ada akhir, adanya sesuatu pasti ada tiadanya, alam yang kita pijak memang dipastikan untuk kita, karena ciptanya tidak ada yang sia-sia, kita terlahir untuk menjalani hidup tanpa kekautanNya, disana kita tiada daya untuk menjalani hidup tanpa kekuatanya, disana kita diberi untuk berfikir akan arti kehidupan. Seseorang bisa memaknai hidup bukan karena lamanya ia hidup di dunia ini tapi bagaimana bisa berkomunikasi dengan yang memberi hidup, begitu juga masalah yang kita hadapi di dunia ini apakah kita ingin masalah itu menghampiri kita, jawabnya tentu tidak. Pertanyaan besar bagi kita kenapa menjawabnya tidak.


Jawab : Karena siap dan tidak siap kita dihampiri suatu masalah, seringkali kita mengingkari adanya masalah namun nyatanya dalam keadaan apapun masalah itu datang. Agar kita tetap bersyukur setiap nafas dan akal yang diberikan untuk menjalani kehidupan ini.



From : Someone
Lihat aku disini yang hanya bisa melihatmu bahagia..
Meski harus meneteskan air mata yang tidak seharusnya ku jatuhkan,,
ditengah-tengah kebahagianmu..

Semoga kau hidup bahagia dengan dia..
Mungkin aku hanya tempat singgah bagimu yang kapan saja bisa kau tinggalkan..
atau aku hanya pemadu wisata yang hanya bisa menghantarkan kamu ketempat yang bisa membuatmu bahagia..


 From : Someone
Mengapa kau datang disaat kusudah menemukan kebahagian setelah kau hancurkan semuanya..
Akankah kau hancurkan kebahagian ku lagi atau kau ingin membangun kebahagian ini bersama diriku..
Semua itu tak mungkin karena hati sudah terobati dengan kehadirannya disisiku..
Dia yang selama ini menemaniku disaat-sat aku sendiri, sedih dan disaat dimana aku akan mencurahkan segala isi hatiku dan aku akan berjanji akan membahagiakan ia sampai akhir hayatku..

Selasa, 24 Mei 2011

FORGIVE ME

Lelaki yang aku cintai didunia ini hanyalah 'Ayah' walau ada lelaki dihatiku selain Ayahku dia menjadi yang kedua dalam hidupku. Dan Wanita yang aku sangat cintai adalah 'Ibuku' tak ada yang mengganti apapaun cintaku terhadap ibuku. Walau sifatnya hanya sementara ku miliki dan terkadang aku tak bisa menunjukkan rasa yang aku miliki kepada ibunda, kalau AKU SANGAT MENCINTAINYA. Bila diberi kesempatan untuk membahagiakan hingga IBU menghebuskan nafasnya itulah KEBAHIGIAAN yang ternilai dengan apapun (semoga ya Allah). Aku seseorang anak memang tak pernah bisa dan tak akan bisa mengganti apapun pengorbanan mu kepadaku. Kau membesarkan ku dan kakak-kakakku seorang diri walau tak lama kau jalani menjadi singgle parents. Tetap saja kau wanita yang tak pernah lelah untuk berkorban demi anakmu, setelah Ayah meninggalkan kita semua. Mungkin itu memang takdir yang tak pernah kita ketahui. Kadang aku berfikir andai saja aku diposisi mu, mungkin belum tentu aku bisa jalani hidup ni. Tak pernah menyesal aku dengan keadaan yang merubah nasibmu, walau keputusan mu untuk menikah lagi tanpa persetujuan anak-anakmu. Terlalu belia mungkin aku dengan keadaan dulu seperti apa. Aku hanya bisa mendegar cerita, walau aku ikut peran dalam kenyataan sebenarnya. Aku sangat mengerti menagapa dulu kau ambil keputusan itu, itu hanya untuk kebaikan anak-anakmu. 

Ketika keadaanya sudah berubah dan sebuah tanggung jawab yang besar dalam hidup kau untuk menghantarkan anak-anakmu hingga mempunyai pendamping dan kehidupan baru. Dan disini aku tersadarkan akan satu hal. Kebahagiaanmu terpancar dari matamu walau kenyataanya dihari kebahagiaan itu menjadi haru, haru karena akhirnya tugas mu merawat dan mendidik anakmu telah selesai tapi ada kesedihan dalam hatimu. Yang seharusnya duduk berdampingan dengan kakak ku disebelah penghulu adalah 'Ayahku' tetapi memang itu seharusnya dengan kenyataan posisi itu digantikan dengan aa. Isak tangisku yang tak bisa ku bendung juga, aku tak kuasa tak bisa menitikan air mata ini yang terlanjur membasahi pipiku yang sudah terpoles dengan rias.

Kami memang selalu mengecewakanmu dan menyakitimu. Tak terhitung kesalahan kami hingga kau kadang merintih dalam hatimu saja. Kau memang menaruh harapan kepada ketiga anakmu ini, dan kau pernah berkata "cuma kamu satu-satunya yang ibu harapkan, yang lain dah gak mau dengerin ibu". Sebuah pesan yang singkat tetapi beban aku jalani. Walau pertemuan aku dengan ibu jarang tetapi ibu selalu mengungkapkan hatinya hanya padaku, entah apa yang menjadi alasanya untuk lebih berbagi denganku. Menjadi beban karena diberi tanggung jawab dan kepercayaan yang begitu amat besar. Aku tak sanggup harus  seperti apa yang ibu harapkan, selalu bertentangan apa yang aku inginkan. Memang tak akan pernah sama kenginan ibu dan keinginan ku. Mengalah adalah jawabanya, mengalah dari kenginanku dan mengalah dari kakak-kakak ku. Mungkin karena aku anak terakhir dari pernikahan dulu jadi apap-apa yang tidak menjadi tersampaikan keinginan ibuku dan aku yang selalu menjadi sasarannya. Jadi keputusan apapun yang berkaitan dengan ku, ibuku selalu ikut campur dalam urusan apapun. Aku merasakanketidak adilan, aku seabagai seorang anak punya hak untuk memilih, kadang aku marah, kesel, dan apa daya aku belum bisa memberontak. Dan pada saatnya aku punya kebenarian suara untuk apa yang menjadi kemarahanku dan kekesalanku aku ungkapkan. Dan akhirnya ibu pun mengerti, namun tak sampai situ saja. Dan tanggung jawab dan kepercayaan itu masih berlaku walau ibu sudah menyerahkan urasanku menjadi urusanku. Kakak-kakak ku itu kadang tak terima karena kedekatan kami, karena menurut mereka aku selalu dibanggakan dan aku selalu dituruti keingninanya. Geram rasanya yang selalu jadi topik pembahasan apa-apa selalu aku yang disebut-sebut permasalahanya. Sewaktu ketika aku mengungkapkan isi hatiku. Aku tak perlu banyak bicara apa yang sebenarnya ibu mau kepada mereka, dan akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan rumah namun dengan  seizin kedua orangtua ku. Itu menghindar konflik-konflik yang terjadi dan alasannya yah bukan itu saja sebenarnya. Karena sekolahku yang jauh dari rumah dan berangkat gelap pulang juga gelap. Awalnya ibu tak setuju dengan keputusanku, tetapi karena alasanku kuat jadi dengan terpaksa akhirnya ibu pun setuju.


Terbiasa dengan dipendam apapun masalah yang aku hadapi, kadang aku tak bisa cara melampiaskan semua yang ada dibatinku selain menagisi karena tak kuat menanggungnya sendiri. Karena aku bukan orang yang mudah percaya dengan orang lain. Aku beruntung dipedrtemukan oleh teman-teman dan sahabat yang bisa merubah cara berfikir aku lebih terbuka dan aku menjadi lebih dewasa dengan persoalan yang aku hadapi. Aku sebenarnya tidak menginkan ini, rasanya kedekatant aku dengan ibu itu baru awal rasanya. Aku memang dari kecil jarang dirawat sama ibuku sendiri, hanya dengan pembantu, tetangga, atau om dan tanteku. Sebenarnya kalau aku mau perhitungan dengan kakak-kakakku bisa saja, dari kecil namanya kasih sayang hanya dibayar dengan materi yang tak pernah ku rasakan dengan kasih sayang tulus. Akhirnya karena aku cenderung anak yang pendiam yang selalu bisa menutupi kesediahan. Ketika aku benar-benar mendapatkan kasing sayang yang begitu amat besar dari seseorang samapai-sampai aku mengorbankan kepercayaan dan tanggung jawab yang ibu beri hilang dengan kekecewaan yang amat besar karena kesalahanku yang tak bisa dimaafkan. 

Aku dulu berjanji ingin memenuhui keinginannya menjadi yang ibu mau justru aku yang selalu dibanggakan dan selalu  dituruti kenginanya, dan kini menghancurkan hati ibu lebih dari kakak-kakakku yang mengcewakanya. Aku memang bukan anak yang bisa membanggakan mu ibu, aku menghancurkan semuanya yang kau inginkan. Justru yang terlihat alim tetapi tenyata aku lah yang terlihat durhaka. Kesalahan-salahan kakak-kakakku mungkin masih dimaafkan tetapi tidak aku. Sujud dikakimu memang tak bisa menyembuhkan luka dihatimu mungkin sampai kapanpun dan aku merasa tak berguna sebagai seoarang anak, kau yang selalu berkorban dan sampai darah penghabisan untukku pun mungkin kau lakukan dan aku merasakan betapa bersalahnya kau menjadi seorang ibu untuk mempertanggung jawabkan ini sebagai seorang ibu dan sekaligus seoarang bapak. 


"Ayah dengarkan lah aku ingin bertemu walau hanya dalam mimpi"

Ingin aku membelai wajah mu..
Tapi tak bisa..
Ingin ku mendekap tubuh mu dan mencium mu..
Tapi itu tak mungkin..
Ingin rasanya saat memakai jubah dan toga datas kepala ku kau menetaskan air mata karena bangga dg peri kecilmu..
Ingin rasanya saat aku mengenakan kebaya putih kau ada menemani di sampingku saat terakhir kau melapas peri kecilmu..
Tapi ini semua hanya harapan..
Maafkan aku ayahnda yg telah melukai perasaan mu..
Yang tak bisa menjaga perasaan ibu..
Aku bukan peri kecil mu seperti 20th yg lalu..
Akan ku tebus semua keselahan ku..
Tak akan ku ikuti inginku..
Tapi akan ku raih ingin mu..

Doa ku akan selalu ku kirim lewat pesan di setiap sujudku..
                                                                                                 29 JUNI 2009 



 


Rabu, 27 April 2011

  Perjalan cinta yang melelahkan dan begitu banyak rintangan yang dilewati. Benar kata pepatah "cinta itu butuh pengorbanan". Sebenarnya bukan diukur seberapa besar pengorbanannya tetapi seikhlas apa kita mencintainya dengan apa adanya dan tanpa syarat. Aku tak yahu apakah cintaku yang salah atau aku mencintai seseorang yang salah? Aku mencintainya lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Cinta itu memang terlalu buta sehingga aku terjebak dalam cintaku sendiri. 


   Berawal  dari aku hanya ingin membantu dia terlepas dari namanya barang haram (NARKOBA). Kurang lebih sejak kelas 2 SMA dia terjerat dengan barang haram itu. Aku sebelum menjalin hubungan dengannya sudah mengetahui kalau memang dia begitu. Walau bertolak belakang dengan hatiku tetapi entah mengapa ada sebuah harapan kecil untuk bisa merubahnya menjadi lebih baik. Merubah seseorang menjadi lebih baik bukan hal yang mudah kalau bukan dari keinginan dirinya sendiri. Aku tetap berusaha sesuai dengan kemampuanku walau hasilnya tidak sesuai dengan harapanku. Yang terpenting adalah aku sudah berbuat sesuatu untuk orang yang aku cintai. 



    Selama tiga tahun lamanya aku menjalin hubungan dengannya. Dan selama itu juga sudah banyak yang aku lewati. Dari keseharian bersamanya, susah dan senang bersamanya. Mungkin ini yang membuat perasaanku makin mendalam dan yang membuatku terlalu tergantung dengan dirinya. Dia bukan hanya sekedar kekasih tetapi kadang seperti abang sendiri atau teman. Dia adalah seseorang yang terlalu amat baik bukan karena aku sebagai kekasihnya lalu aku memujinya. Tetapi pada kenyataan dia memang baik kepada semua orang, dia yang selalu rendah hati dan selalu bisa menepatkan dirinya dimanapun dia berada.


     Selama itu juga aku terus berjuang untuk dia lepas dari barang haram itu. Aku sempat berhasil untuk melepaskan dia dari barang haram itu namun tak berlangsung lama. Aku tak menyalahkan dia kembali lagi dengan barang haram itu. Karena memang tak mudah untuk seseorang pencadu melepaskan diri dirinya dari barang haram itu. Dan aku pun tidak bisa 24 jam mengawasi dan menjaganya. Segala cara aku sudah lakukan seperti : mengikuti dia dengan siapa saja dan dimana biasanya ia memakai barang haram itu, sampai-sampai aku kost dekat kampusnya demi mengetahui kesehariannya. Yang sebenarnya jauh dari logikaku dan aku pun sempat tak percaya apa yang aku telah lakukan, namun itu sudah terjadi dan aku pun tak pernah menyesalinya.


      Tak disitu saja kita juga harus berjuang bagaimana caranya keluarga dia bisa menerima aku. Tapi kenyataanya keluarganya tak pernah suka denganku. Pernah akumenerima hinaan dari keluarganya dan diusir dari rumahnya pun sudah aku alami. Aku mengerti mengapa keluarganya tak pernah suka denganku. Karena aku bukan seseorang dari suku yang sama dan agama yang sama. Pahit memang rasanya kenyataannya seperti itu, aku memang sudah menerima resiko apapun yang terjadi bila kau menjadi kekasihnya dan ini yang harus kuterima. Bertolak belakang apa yang aku terima dibandingkan dirinya di keluargaku dia diterima dengan baik karena kau menutupi identitas yang sebenarnya. Boleh dibilang kita itu backstrett, bukan hubungannya tetapi identitas dia yang ditutupi. Karena dari keluargaku tidak suka anaknya pacaran beda agama apalagi ia seorang pemakai barang haram. Wajar memang bila orang tua berpendapat seperti itu. Setiap orangtua pasti menginkan anaknya mendapatkan yang terbaik.


   Aku letih dengan semuanya, inginku akhiri semuanya namun hati ini tak pernah sanggup untuk meninggalkan dirinya. Dan akupun tak mungkin bisa hidup tanpanya. Saat itu aku rasakan terpuruknya aku dengan keadaan seperti itu. Banyak tekanan silih berganti yang membuatku jera dengan hubungan ini. 
"Dan tak mungkin untk kita bersama diatas perbedaan yang selamanya mengikari...
 Dan tak mungkin bilaku melepasmu sungguh hati tak mampu.. 
 Mengertilah cintaku dan tak mungkin...
 Semestinya tak ada yang memisahkan cinta ini, hanya dirimu satu cintaku.. 


"Dan tak mungkin bilaku melepasmu sungguh hati tak mampu.. 
 Mengertilah cintamu, percayalah cintaku.. 
 Apa mungkin.. 
                                                                                               -Tak Mungkin Aku Melepasmu- 
                                                                                                    by : Dygta feat Andina 


      
       Masalah ini telah kita bicarakan dengan baik-baik dengan mencari jalan keluar yang terbaik. Dengan kenyataannya kita tetap mempertahankan hubungan ini. Dan dia berkata "Aku janji akan membahagiakan mu dan aku akan tinggalkan sifat burukku, sabar yah sayang pasti kita bisa lewati ini sama-sama". Aku hanya bisa menetaskan air mata saat ia mengatakan itu. 




       Hubungan kita kembali membaik namun aku tak yakin kalau semuanya akan berjalan dengan apa yang kita inginkan. Rasanya sulit untuk aku berdiri sendiri dengan keadaan seperti ini. Aku tak pernah bercerita dengan siapapun apa yang terjadi pada diriku selain dengan dirinya. Tak tahu aku ingin mengadu pada siapa yang bisa mengerti dan memahami keadaanku. Aku hanya bisa menangis itu cara aku untuk melepaskan semua rintihan hati ini. Teringat dan tersentak hati ini, "masih ada Tuhan yang selalu ada untuk hambanya. Aku melupakn terpenting dalam hidupku kalau semua itu adalah rencana Tuhan. Munafik memang aku sebagai manusia mengingat Tuhan dalam keadaan terpuruk namun ketika bahagia selalu terlupakan. Padahal ketika Tuhan memberi kebahagian disitu terselip kesedihan dan sebaliknya. Ketika aku teringat akan banyak kesalahan yang pernah aku perbuat dan akan bersujud dihadapan-Nya. "Ya Allah ampuni hambamu ini yang selalu berlumur doasa, bila memang ia bukan jodohku jauhkan lah jangan siksa aku dengan persaan ini". 


       Aku tak lagi mengawasi kesaharianya karena bagiku janji yang diucapakannya kepadaku itu cukup untuk menjadikan dia lebih dewasa dan mandiri untuk bersikap. Dan kuncinya aku mempercayai kalau dia pasti bisa. Aku fokus dengan kuliahku begitupun dengan dirinya. Karena kesibukan kita masing-masing untuk bertemu dengan dirinya sudah jarang bertemu dan komunikasi pun tak lancar. Dan disitu mulai timbul kecurigaan-kecurigaan. Aku yang dituduh sering jalan bareng dengan priaku begitu juga dengan aku yang menuduh dirinya kalau dia tak ada kabar pasti sedang berkumpul dengan teman-temannya yang rata-rata pecandu obat-obatan terlarang. Dan disaat itu pasti dia melupakan aku sejenak. Karena disaat bersama-sama teman-temannya dia tak mau diganggu. 


       Waktu dia tak ada kabar sebulan aku tak begitu cemas tapi mengapa harus selama dua minggu dia tak ada kabar aku begitu mencemaskannya. Dan aku menunggu telepone atau sms darinya tak ada juga kabarnya. Aku mencoba menguhubungi handpone nya tak bisa dihubungi. Kecemasan dan kekhawatiran ku membuat aku takut terjadi apa-apa dengan dirinya. Ternyata ketakutan aku terjawab semua beberapa hari kemudian aku mencoba menghubungi dirinya. Ketika handpone nya bisa dihubungi tetapi bukan dirinya yang berbicara melainkan orang lain. Orang lain itu adalah "polisi. Sungguh sangat menyeksakkan dadaku pada hari itu seperti ada jiwa tetapi tak ada raganya. Perasaan saat itu, sedih, kecewa, ngersa dipermainkan dan merasa bodoh yang selalu dibihongin dengan dirinya.  

"Kuatkah diriku, tegarkah aku.. 
 Hadapi semua melawan rintangan, untuk menghadapinya.. 
 Cinta t'lah memilih untuk singgah dihatimu.. 
 Walau tak mudah neraihnya.. 
 Bahagiakan datang.. 
                                                                                           -Cinta T'lah Memilih- 
                                                                                                by : Rini "idol" 


      Setelah tragedi dia tertangkap polisi dan dia dijebloskan kepenjara. Hari-hariku kini kujalani sendiri dan aku harus melanjutkan kehidupanku tanpa seorang dirinya. Meghela nafas panjang seperti tak percaya kejadian ini akan menimpah diriku. Disaat aku butuh dorongan dari orang terdekatku tetapi tak ada satupun yang memahami keadaanku. Teman-teman dan sahabatku seperti acuh dan sekalinya ada yang sipatik dengan keadaanku, itu hanya sekedar basa-basi. Aku tak butuh itu tetapi aku butuh support dan motivasi karena keadaanku sangat labil. Sempat terfikir aku ingin mengakhiri hidupku tetapi itu tak aku lakukan. Aku hanya akan mati sia-sia dan masalah aku pun tak akan selesai bila diakhiri dengan kematian. Mulai dari situ kuliahku jadi terbengkalai karena aku terlalu larut dengan kesedihan. Aku masih bisa bersiakap biasa seolah-olah tak terjadi apa-apa dengan diriku. Aku memang tak pernah menujukkan kesedihanku didepan orang lain. 

Kini aku bertahan lagi dengan doa dan harapan.. 
Memang menerima kenyataan hidup, sungguh sangat menyakitkan.. 
Kini aku berdiri sendiri dalam meneima dalam perubahan dalam hidupku.. 
Walau tak pernah ku banyangkan akan seperti ini jadinya.. 
Kini yang aku punya hanyalah kesabaran dan sebuah keyakinan.. 
Walaupun kutahu menjadi seseorang yang tegar dan ikhlas itu tak mudah.. 
Kini ketegaran dan keikhlasan itu akan kusatukan dengan Cinta yang kumiliki.. 
Dan sebuah Doa dan Harapan yang selalu ku kirimkan untuk dirinya.. 
                                                                                                          *08042008*


      Denagan seiring waktu berjalan aku menemukan seseorang yang datang tiba-tiba dan mengisi hati-hari aku kembali bersemangat. Pria itu mendekatiku pada saat kondisiku terpuruk. Entah apa yang ada dibenakku saat itu muncul ketoka pria itu selalu memberi harapan baru untuk hidupku. "Salahkah bila aku mendua dengan kedaan dia yang disana sedang menjalani hukumannya?". Sungguh teganya bila aku menduakannya, dia yang sedang menderita sedangkan aku bahagia. Walaupun dia sudah menyakitiku dan sangat mengecewakanku tapi aku tak pernah sanggup untuk menyakiti hatinya. Aku juga tak mau bahagia diatas penderitaannya. Namun teman-teman dan sahabatku berpendapat "lo gak akn salah, kalu lo menjalin hubungan baru dengan orang lain, toh pacar lo sudah menyianyiakan lo, jadi syah-syah saja kalau lo mau berhubungan dengan siapapun. Lo juga gak harus nungguin dia samapai keluar dari buih dan apa sih yg lo harapin dari pacar lo??". Memang tak pernah salah mereka berpendapat seperti itu karena mereka hanya melihat dari sisi buruknya kekasihku. Mereka tak akan pernah tahu apa rasanya bila mereka jadi posisiku. 


   Tak terasa delapan bulan aku menanti kedatangannya. Kini ia sudah terbebas dari hukumannya. Aku berharap kejadian yang menimpa dirinya di masa lalu dijadikan pelajaran yang berhaga untuk menjadi lebih baik lagi. Dan aku tak ingin ia melakukan kesalahan lagi dan bisa benar-benar terlepas dari barang haram itu. Tak bisa menggambarkan isi hatiku ketika ia kembali lagi kedalam hidupku. Kita saling berbagi pengalaman baik dia yang waktu berada diada didalam maupun aku yang berada dikehidupan luar. Nmun kebahagian yang aku rasakan seakan tak dapat lagi aku rasakan lagi dengan dirinya. Sebab selama ia didalam buih aku sudah memikirkan hubungan ini akan dibawa kemana, walau ia tak pernah setuju dengan keputusan yang aku buat. Aku memberanikan diri untuk mengambil keputusan ini tanpa sepengetahuan dirinya. Aku menceritakan semua apa yang terjadi selama ini antara aku dengan dirinya kepada keluarganya. Selama ini keluarganya selalu menyelahkan diriku dan karena mereka tidak tahu pergaulan dia seperti apa diluar sana, maka saat itu aku mencurahkan isi hatiku  bukan ingin mendapat balas kaian tetapi ingin menceritakan apa yang menjadi kenyataan selama ini. Dan aku juga akhirnya membuka semua kebohongan kepada keluargaku. Jujur aku tak kuasa menahan ini semua yang ada dibatinku. Begitu sulit ku ungkapkan yang sebenarnya, bagiku ini waktu yang tepat dan jalan terbaik. Waktunya untuk dihentikan semua sandiwara ini, kejujuran lah dari semua jawaban ini. meskipun banyak orang yang telah terluka dan dikecewakan tetapi aku harus akui ini adalah kesalahanku dan aku harus bangkit dari semuanya. 

Sayang aku sangat mencintaimu... dan kamu tak akan pernah terganti. Aku tak pernah menyelahkan dirimu karena ini juga kesalahanku. Semoga kau mengerti dengan keputusanku. Ini demi masa depan kita, aku ingin kamu bisa berdiri sendiri tanpa diriku. Kamu boleh membenciku karena keputusanku tetapi ini aku lakukan demi cintaku kepadamu. Aku akan terus menunggu bila waktu berpihak pada kita. Namun aku tak akan menagih janji-janjimu bila dirimu telah mendapatkan yang lebih baik dari ku. Terima kasih atas cintamu yang kau berikan untuk ku dan aku banyak belajar darimu untuk dua hal yaitu "Sabar dan Ikhlas", dua kata yang sederhna namun tak banyak orang yang bisa melakukannya. 


"Bukankah keinginan kita terpisah.. 
Perbedaan membuat kita terpisah.. 
Dengarlah suara hatiku ini.. 
Aku bahagia saat bersamamu.. 
Ingatlah sumpah ku ini..
Aku bahagia saat bersamamu.. 
                                                        -Perbedaan-
                                                         by : Samson 


------------------------------------------------SEKIAN-------------------------------------------------

                                                                                                       HEART TO HEART 
                                                                                                             *21102010* 



Cerita ini aku persembahkan buat (alm) Arman Fauzi, makasih karena lo gw berani menyalurkan keinginan gw jadi penulis.Dan akhirnya gw berani untuk itu, tapi sayang gw gak bisa ngasih kebahagian ini saat gw tenyata memenangkan cerpen ini. 
Makasih buat "KAMU" yang menjadi inspirasi, maksih buat Aquariusmusikindo dan Melly G, dll.



Rabu, 30 Maret 2011

Ketika harus pindah ke gedung kampus pusat, dibenakku terfikir rencana yang akan ku jalani untuk kedepan. Walaupun sebenarnya aku tak tahu harus mulai dari mana, seiring jalannya waktu aku mulai saja dengan menjelajahi daerah yang belum banyak aku ketahui. Aku memang berniat untuk mengekost didaerah dimana tak jauh dari kampusku, dengan alasan biar aku tak telat datang masuk jam kuliahnya dan tak lelah harus menempuh perjalanan di kota yang terkenal macetnya. Tetapi aku belum bilang rencana ku ini, kepada kedua orang tua ku dan aku harus memberi alasan yang kuat agar diperbolehkan untuk mengekost. Dengan alasan yang aku berikan kepada kedua orang tua ku, akhirnya aku diperbolehkan untuk mengekost.
Terlihat dari luar sebuah rumah yang berbentuk gaya minimalis dan bertingkat yang menjadi pilihanku untuk aku singgahi selama selesai kuliahku. Orang tua ku pun setuju dengan pilihanku, dan mereka berkomentar "tempatnya nyaman, kamar mandinya bersih dan teras halamnya pun terasa nyaman buat sekedar duduk-duduk dengan teman-teman". dan mamahku berkata "nak kau jangan pilih kamar dilantai atas, kalau bisa dilantai satu saja" alasan mamahku cukup logis agar aku tak mudah terjatuh naik turn tangga, masalahnya aku agak sedikit ceroboh hehe.. 


Dimulai hari-hariku, ku jalani disini, dengan ukuran kamar yang tak besar dan cukup untuk barang-barangku kusimpan dikamar ini. Mungkin aku awalnya kesepian yang tak tahu harus apa setelah selesai aktivitas kuliahku, kuhabiskan waktu dikmar ini. Namun seiring jalannya waktu, aku mulai terbiasa dan mulai beradaptasi dengan lingkungan disini. Dari teman baru sampai tempat langganan makanan, aku daptkan disini.

Senin, 03 Januari 2011

Memories Sa'i (alm. Arman Fauzi)











   Dia dari keluarga yang berada namun semenjak ayahnya pensiun ekonomi keluarga pun jadi berubah. Dia sosok lelaki yang bertanggung jawab dan setia. Dilihat dari perjuangan selama hidupnya, dari iya ingin melepas terjeratnya barang haram, ia memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan ingin hidup sendiri dan mencari iman yang telah hilang dari dalam dirinya. Semenjak itu ia memustuskan untuk tinggal di Bandung tanpa sanak saudara atau siapapun. karena ia  tidak ingin lagi menyusahkan kedua orang tuanya, keluarga, dan teman-temanya.Sekitar tahun 2003 kurang lebih ia memutuskan untuk menghidupi dirinya di kota kembang, sambil bekerja ia pun memperdalam agama di pesantren ternama di kota itu. Ia tak punya pengalaman apaun untuk bekerja di kota kembang itu, namun deangan usaha, tekad, dan doa ia mau melakukan kerja apapun asalkan itu halal (boleh di bilang kerja serabutan). Dari penghasilan yang belum tetap namun segaknya ia sudah bisa membuktikan kalau dia bisa menghidupi dirinya tanpa harus tangan di bawah orang tua.Tak semudah itu ia harus melepas dari barang haram itu karena ia cukup lama memakai barang itu, tetapi dengan kemauan yang keras ia bisa melepas dari barang haram itu.Dari ceritanya yang pernah diceritakan kepadaku, ia berkata "sakit baget kalau harus menahan ketika sakau, seperti tulang yang tercopot-copot, badan menggil, dsb".  
  Seiring jalannya waktu ia mulai dengan hidup barunya, ia menemukan jati barunya.Sebenarnya bukan hanya sekedar ingin hidup mandiri tetapi ia juga ingin melupakan sosok wanita yang dicintainya, begitu banyak alasan mengapa ia meninggalkan kota dimana ia dibesarkan.Ketika ia sudah merasa cukup untuk menghidupi dirinya dan mempunyai penghasilan lebih dari hasil kerjanya ia kirimkan uang itu untuk kedua orang tuanya.Bahkan ia menyolahkan adiknya ke perguran tinggi.   
  Dia pernah berkata dalam puisinya namun aku mengartikanya "biar gw gk makan yang penting keluarga gw bahagia" cuma itu yang bisa gw lakukan, itu belum seberapa dari masa lalu gw yang selalu bikin nangis orang tua gw. Subahnallah, ketika membaca puisinya itu merinding dan aku meneteskan air mata.Sayangnya aku sudah tidak hafal puisi yang pernah ia bikin.Tapi intinya yang aku tanggap seperti itu.
  Dia bukan hanya sekedar teman tapi dia sudah aku anggap seperti abangku sendiri.Banyak belajar dari perjalanan hidupnya.Dari masa kelamnya yang  harus masuk buih hingga 2x karena kasus NARKOBA, tak pernah ia jera dengan kejadian-kejadian yg dia alami namun  entah apa yang membuat ia mampu bangkit dari semuanya. Mungkin hidayah dan karena kesungguhannya ia mau bertobat.Bahkan seringkali dia dapat hinaan, dianggap sebelah mata oleh org lain, itu karena perbuatan ia yang selalu membuat resah warga  disekitar rumahnya.Dengan ketegaran dan keikhlasan dia menerima semua apa yang patut ia bayar dimasa-masa kelamnya. 
    Perjalanan cintanya yang tak berujung, ia yang mencintai seseorang wanita pujahaan hatinya tapi tak pernah dapat restu dari kedua orang tua wanita yang dicintainya. Memang ketika ia menjalin dengan wanita yang dicintainya, dia bukan siapa-siapa bahkan apa yang diharapkan oleh sosok ia, pecandu NARKOBA, MALING, yang selalu menyusahkan kedua orangtuanya. Wajar, ketika kedua orangtua wanita ini tak merestui hubunganya. Kedua orangtua wanitanya menentang keras hubunganannya dengan dia. Ketika harus berpisah, disaat disitu juga mereka menjalani kehidupan masing-masing. Sekian lama terpisah, ternyata wanita ini tak mampu membedung perasaan yang ada dihatinya. Kerap kali mereka bertemu, terkadang wanita ini yang mengunjungi dia yang berada di kota kembang. Hubungan mereka memang tak seperti dulu yang memadu kasih, walau sudah menjadi teman tetapi hati mereka masih saling mencintai. Jarak dan waktu tak merubah cinta mereka bahkan cintanya dia untuk wanita ini teramat terlalu besar. Dia bahkan merelakan wanita ini untuk menjalin hubungan dengan pria lain. Waktu ia didalam buih pun ia merelakan wanita ini menjalin hubungan dengan teman dekatnya sendri, awalnya memang ia marah dan kecewa. Tetapi setelah ia tersadar dengan semuanya, "dia tak pernah salah ketika dia menjalin hubungan dengan orang lain, karena gw hanya bikin susah dia dan sering bikin orang yg gw cintai selalu kecewa dengan perbuatan gw, tak pantas gw buat dicintainya". Maka ketika dia mengetahui wanita ini sudah menjalin dengan orang lain lagi, dia tak masalah. Bukan karena bukan siapa-sapa lagi tapi karena ia ingin orang yang dicintainya bahagia.setelah terpisah dari wanita yang dicintainya, diapun beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita lain, namun hati tak bisa berbohong. Keikhlasan dan pengorbanan orang dicintainya teramat besar ketika ia harus merelakan orang yang dicintainya harus menikah dengan orang lain, walau ia tahu wanita ini tetap masih mencintainya. Dia tak punya kekuatan apa-apa untuk memisahkan karena ni adalah rencana Allah. "gw gak bisa apa-apa dan berbuat apa-apa, gw cuma bisa ngasih keikhlasan dan merelakanya". "kalau cinta tidak harus memiliki, yang penting dia bahagia gw pun bahagia walaupun gw terluka tp gk buat gw sakit hati, karena belum tentu saling mencintai bisa hidup bahagia". "kalaupun dia sama-sama gw gak bakal ngejamin gw bisa bahagiain dia, yang penting dia bahagia dan keluargapun bahagia. Ketika wanita yang dicintainya menikah dengan pria lain, ia hadir dengan teman-temanya bukan sebagai undangan saja tetapi ia sebagai shoot buat pernikahan wanitay ang dicintai.nya Bisa merasakan apa rasanya ketika orang ketika dicintainya menikah dengan orang lain dan ia yang menyunting gambar pernikahannya???? 
   Sosok yang dikenal humoris, easy going, menyenangkan, dan bijak, Tuhan berkata lain, ketika hidupnya ingin mencapai kesuksesan. Tak pernah menyangka ia begitu cepat meninggalkan orang-orang yang disayanginya. Tak pernah ada yang tahu kalau dia sebenarnya mengidap penyakit dan tak pernah banyak menguluh dan dia selalu bersyukur apa yang dia terima. Tak pernah ingin menyusahkan orang lain, padahal dia selalu mau disusahkan org lain dengan kata lain dia orangnya gk enakan setiap diminta tolong oleh siapapun sekalipun org yang belum dikenal.Sosok dia banyak menorehkan pelajaran bagi siapapun yang mengenalnya. Tak banyak cerita tentang hidupnya kepada orang lain, namun kesaksian-kesaksian orang-oranglah yang menganggumi sosoknya. Sebelum azal menjemput ia pun tak mau dirawat di rumah sakit bahkan ketika ia sakit ia pun tak mau pergi ke dokter sekedar memeriksa penyakitnya. Keluarganyapun baru tahu kalau dia pengidap penyakit radang otak, entalah istalah kedokteranya. Disaat itu pun keluarganya tak bisa berbuat banyak karena terlambat mengetahui penyakitnya, dokterpun tak bisa berbuat banyak. Karena ketika dibawa ke rumah sakit keadaanya koma, dan disaat disitu juga baru tau hasil rongtnan. Saat terbaring kaku dan tersenyum, banyak cerita dari teman-teman seperjuangannya di kota kembang. Dia santriwan yang rajin tak pernah ketinggalan shlatnya, pekerja keras, selalu menolong orang lain walau ia pun lagi susah, ramah dan jarang sekali marah dan selalu jadi panutan santriwan. Keluarganya tak pernah tahu kalau dia menimba ilmu pendidikan dengan kata lain ia melanjutkan sekolahnya lagi ke perguruan tinggi. Keluarganya teramat terharu, karena ia tak pernah cerita pada keluarganya kalu ia melanjutkan ke perguruan tinngi di salah satu universitas di kota kembang. Kedua orang tuanya bertanya-tanya dari mana ia mendapatkan uang buat sekolah lagi?? Dan teman-temanya berkata "uangnya dari hasil dia keraja shooting dan buat skripsi anak-anak universitas di kota kembang". Padahal dia tak punya pengetahuan apapun istilahnya mengenyam di perguruan tinggi aja belum pernah, dia memang sosok orangnya yang pintar dari riwayat pendidikan selamana ini, namun karena lingkungan pergaulan dia, itu yang menyebabkan dia harus pindah sekolah beberapa kali itu zaman waktu dia duduk di sekolah menengah atas. "Kami bangga nak punya anak sepertimu, tugas ibu belum selesai sebagi seorang ibu merawat mu nak, maafkan ibu nak lalai merawatmu, tetapi kau sudah meninngalkan kami semua lebih dulu" (Ya Allah, ketika ibunya berbisik dikuping badan yang sudah terkaku, air mataku tak mampu membedung.Begitu teramat penyesalan dan cintanya seorang ibu kepada ananknya). "Sudah jangan menangisi kepergianya, kasian arman sudah tenang disana, kirimkan doa untuknya." "sosok laki" parubaya berkata" (ibunya berkata iya saya sudah ikhlas tetapi air mata dan tak mampu membohongi, sang ibu benar-benar kehilangan anak yang selama ni dianggap menyusahkan tetapi berakhir pada kebanggan keluarga, "subahanallah".   "Keluaraga besar, kerabat, teman-teman dan termasuk aku, seakan tak percaya akan kepergian yang begitu cepat. Memang jodoh, rezeki, hidup dan mati Allah yang menentukan. Aku pun tak ada firasat apapun, yang bisanya ia selalu sms atau sekedar chat denganku ni tak ada kabar sama sekali. Pernah ketika aku sedang online facebook, ia menyapa walaupun sekedar memanggil "biting" sebutan ia kepadaku, ia menanyakan ada dimana, dan akupun menjawab, ketika aku nanya dia ada dimana, "gw ada dirumah" ia membalas. aku berkata, "keluar dnk". Ia hanya membalas dengan "lo yg keluar". Saat itu percakapan chat terhenti, dan 2 minggu berlalu ketika lebaran tahun kemarin, aku mendapat kabar dari temanku "arman sakit, ada dirumah". Aku terkejut, dan lansung mengajak teman-temanku untuk ke rumahnya seklian halal bihalal dan menjenguk dia. Ketika dirumanya, ternyata ia terbaring di kamar dengan wajah pucat dan badan yang benar-benar kurus kering. dan aku spontan berkata "Maafin gw yah, knp lo?? sakit??" (dalam hati berkata ya Allah kok dia waktu chating ma gw gak bilang kalau dia sakit).Dia berkata, "Makasih yah, ngerepotin".  Aku mencoba bertanya-tanya pada temanku, kok bisa sih dia sampe sakit dan habis banget badanya. Ternyata ia sudah ada sebelum bulan puasa di rumah, dia pulang karena diminta ibunya pulang karena dia sakit di kota kembang dan gak ada yang ngurus. Aku masih bertanya-tanya kenapa dia gak bilang sama gw sihh, aku masih dalam pertanyaan kenapa??"  Lebaran hari ketiga ia menghebuskan nafasnya dirumah sakit, aku seakan tak percaya ketika diberi kabar lewat ponsel beberapa kali aku tak menjawab panggilan masuk bukan karena tak mau mengakatnya tetapi aku sedang tetidur lelap dan tak sadar kalau ada panggilan masuk dan baru tersedar setelah beberapa kali di telephone dan hanya bilang  "keluar lo neng!".  "Aku hanya berkata ngapain sih lo pagi-pagi buta gini, neng arman gk ad".  "gk ad ap??" aku yang masih tak mudeng.  "Arman meninggal" dengan nada serak "jangan bercanda deh lo, ni masi pagi-pagi buta bercandanya gak lucu" aku yang tak percaya.  "ngapain sih neng bercanda, yaudah lo keluar rumah, gw depan rumah lo" tut..tutt.. terputus..  Aku lasung keluar dan menayakan kebenaran berita itu pada temanku, benaran gak sih?? Ia neng, liat dunk pakian kita terlihat bercanda?? Aku yang masih tertawa-tawa karena tak percaya dengan berita itu atau memang tak mau mendengar berita itu benar adanya. Dan aku berkata., "gampar gw kalau ini memang benar" Saat itu aku ditampar bolak-balik sama temanku aku saja belum bisa percya. Aku yang duduk disamping jenazahnya aja masih tak percaya, sampai membacakan ayat-ayat pun tak percaya dan aku tak mampu ketika aku harus mengaji di depan sosok yang mengajariku mengaji waktu masa kecil dan aku harus mengaji dihadapan jenazahnya, Ya Allah..  Ya Allah mengapa orang-orang yang aku sayangi begitu cepat mendahulukanku. Aku merasa kehilangan sosok yang sudah aku anggap abangku sendiri. Ia yang selalu memberikan nasihat tetapi tidak cara mengguri, ia membuat aku berfikir maju dan lebih dewasa. Kedekatan aku memang sejak aku duduk di sekolah dasar makanya aku kenal baik bagaimana sosok dia. Dia satu-satunya orang yang mendukung bakatku, ia tahu aku suka menulis puisi-puisi dan cerita-cerita pendek dan ia pun tahu aku suka membaca puisi diberbagai acara.    
Selamat jalan Arman Fauzi.. 
Kau di mataku tetaplah pria yang aku kagumi..
kau meniggalkan banyak kenangan tentang perjalanan hidupmu.. 
Terimakasih atas semua pelajaran hidup yang kau beri untukku..
Nasiahatmu dan supportmu yang selalu saja ku ingat sampai aku berhenti bernafas.. 
Akan selalu ku kirim doa untukmu disana..